Copyright © Holiday!
Design by Dzignine
Jumat, 07 Maret 2014

TEORI BELAJAR BURR FEDERIC SKINNER (OPERANT CONDITIONING)

Kata operant berasal dari bahasa inggris yang dapat diartikan sebagai sejumlah perilaku atau respon yang membawa efek terhadap lingkungan yang dekat. Sedangkan kata conditioning, dapat diartikan sebagai sebuah keadaan yang berkaitan dengan waktu dan tempat. Jadi gabungan kata operant conditioning dapat diartikan sebagai keadaan atau lingkungan yang dapat memberikan efek kepada orang yang berada di sekitarnya.

 Teori Operant Conditioning dikembangkan oleh Burr Federic Skinner (1904-1990). Dia memandang bahwa manusia sebagai mesin yang bertindak secara teratur dan dapat diramalkan responnya terhadap stimulus yang datang dari luar. Skinner mengadakan eksperimen dengan menggunakan kotak yang didalamnya terdapat pengungkit, pemampung makanan, lampu, lantai dengan grill yang dialiri listrik (dikenal dengan nama Skinner box). Skinner menggunakan tikus lapar sebagai hewan percobaannya.


Seperti Pavlov, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan respon. Tetapi berbeda dengan Pavlov, Skinner membuat perincian lebih jauh. Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu
  1. Respondent respons atau reflexive respons, yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang-perangsang itu disebut eliciting stimuli, yang menimbulkan respon yang relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya, peransang-peransang demikian itu mendahului respon yang ditimbulkannya.
  2. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, peransang-peransang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, perangsang yang demikian itu mengikuti, dan karenanya memperkuat, sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan. Jika seorang anak belajar, lalu mendapatkan hadiah, maka dia akan lebih giat lagi belajar, responnya menjadi lebih intens. 
Fokus teori Skinner pada respon yang kedua. Karena, menurutnya, itu merupakan bagian terbesar dari tingkah laku manusia, dan kemungkinannya untuk dimodifikasi boleh dikatakan tak terbatas. Berbeda dengan yang pertama, karena adanya hubungan pasti antara stimulus dengan respon, kemungkinan untuk memodifikasinya adalah kecil. Teori Skinner menyatakan bahwa setiap kali memperoleh stimulus, individu akan mengadakan respon berdasarkan hubungan S - R. Tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant. Operant ini dipengaruhi oleh konsekuensi. Tingkah laku adalah perbuatan yagn dilakukan pada situasi tertentu. Tingkah laku ini terletak di antara dua pengaruh; antecedent atau pengaruh yang mendahuluinya dan konsekuensi. Dengan demikian, tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau keduanya. Menurut Skinner, konsekuensi sangat menentukan apakah tingkah laku akan diulangi pada saat lain.

Jika disederhanakan, prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant conditioning adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan identifikasi mengenai hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah laku yang akan dibetuk.
  2. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud. Komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada pembentukan tingkah laku yang dimaksud.
  3. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, lalu mengidentifikasi reinforcer untuk masing-masing komponen.
  4. Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun. Kalau komponen pertama dilakukan maka hadiahnya diberikan; hal ini akan mengakibatkan seringnya komponen itu dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk, masuk pada komponen kedua yang diberi hadiah, sedangkan komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi. Demikianlah sampai pada komponen terakhir. Hingga tingkah laku yang diharapkan akan terbentuk.
Kesimpulan yang dapat ditarik Skinner setelah melakukan percobaan melalui Skinner Box-nya, dengan pemberian penguatan adalah:
  •   Setiap respon yang diikuti dengan penguatan (reward atau reinforcing stimuli) cenderung akan diulang kembali
  •  Reward atau reinforcing stimuli akan meningkatkan kecepatan terjadinya respon.
 Dengan kata lain :
  1. Setiap langkah dalam proses belajar perlu dibuat pendek-pendek, berdasarka tingkah laku yang pernah dipelajari sebelumnya.
  2. Pada permulaan belajar perlu ada penguatan atau imbalan, serata perlu ada pengontrolan secara hati-hati terhadap pemberian penguatan baik yang bersifat kontinu maupun temporer.
  3. Penguatan harus diberikan secepat mugkin begitu terlihat adanya respon yang benar. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi mereka yang belajar sehingga motivasi diharapkan dapat meningkat karena mereka mengetahui kemajuan yang telah dicapainya dalam proses belajar.
  4. Individu yang belajar perlu diberi kesempatan untuk mengadakan generalisasi dan deskriminasi stimuli yang diterima karena hal ini akan memperbesar kemungkinan adanya keberhasilan.
Skinner sangat tertarik untuk mengaplikasikan teori belajarnya ke proses pendidikan. Menurutnya, belajar akan berlangsung sangat efektif apabila :
  1. Informasi yang akan dipelajari disajikan secara bertahap.
  2. Pembelajar segera diberi umpan balik (feedback) mengenai akurasi pembelajaran mereka, yakni setelah belajar mereka segera diberi tahu apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau tidak.
  3. Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar